Tawur Agung Kesanga


Prosesi Tawur agung merupakan upacara yang digelar oleh umat Hindu sehari jelang perayaan Nyepi. Upacara ini berdasarkan pada konsep ajaran Tri Hita Karana yakni menyelaraskan hubungan dengan tiga elemen, manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta.Tawur Agung Kesangan sendiri bertujuan untuk membersihkan dan mewisuda bumi sebelum Nyepi, yakni dimana umat akan melaksanakan tapa brata penyepian.
Prosesi Upacara Tawur Agung merupakan rangkaian dari perayaan Hari Raya Nyepi. Ritual Tawur Agung diawalai dengan pengambilan air suci dari Candi Ratu Boko yang letaknya tidak jauh dari Candii Prambanan. Prosesi arak-arakanmembawa air suci disebut Mendak Tirta. Dalam ritual mendak tirta ini umat beriringan mengaarak umbul-umbul, persembahan, dan ogoh-ogoh.

Umat Hindu yang tidak mengikuti arak-arakan ini langsung datang menuju ke pelataran Komplek Candi Prambanan dengan membawa sesaji. Sesaji yang dibawa oleh umat langsung diletakan diatas meja panjang yang sudah disiapkan di pelataran candi. Petugas Jayabaya sudah siap dilokasi dekat meja panjang untuk menata sesaji yang dibawa oleh umat.




Beberapa umat yang tidak mengikuti arak-arakan dari Candi Ratu Boko menata sesaji di pelataran Candi Prambanan sebelum upacara Tawur Agung dimulai. 

Beberapa sesaji yang diletakan diatas meja panjang, tempat meletakan sesaji yang umat bawa dari rumah. 



Ritual Pradaksina dimulai dengan mengelilingi candi sebanyak tiga kali. Sebelumnya dilakukan pengambilan air suci yang disemayamkan di tiga candi yaitu Candi Brahma, Candi Wisnu, dan Candi Siwa. Dewa Siwa dalam kepercayaan umat Hindu adalah dewa yang meleburkan segala sesuatu yang telah usang dan tidak diperlukan lagi. Dewa Wisnu merupakan dewa yang bertugas memelihara dan melindungi seluruh ciptaan. Dewa Brahma adalah dewa yang menciptakan alam semesta beserta segala isinya.

Pinandita menuju Candi Siwa untuk melaksanakan Pradaksina atau mengelilingi candi sebanyak tiga kali. 


Umat berdoa di depan Candi Dewa Siwa. 




Setelah selesai melakukan ritual Pradaksina, iring-iringan para pemangku pura membawa air suci menuju ke pelataran Kompleks Candi Prambanan untuk memulai upacara tawur Agung yang diikuti oleh seluruh umat Hindu yang telah hadir.




Upacara dimulai dengan tari-tarian dan juga laporan panitia serta sambutan dari beberapa tamu undangan yang hadir dalam acara Tawur Agung Kesanga. Umat yang hadir antusias untuk melihat pertunjukan tarian tersebut. Dengan pakaian yang nyaris sama, pria mengenakan baju warna putih dengan kain udeng sedangkan wanitanya berkebaya lengkap dengan umpal.

Acara tari-tarian dalam upacara Tawur Agung di Pelataran Candi Prambanan.


Dipimpin pandita, umat Hindu yang mengikuti upacara Tawur Agung mulai berdoa. Dengan gerak tubuh yang senada yakni memejamkan mata dan menangkupkan kedua tangan diatas dahi, mereka mulai malantunkan rawian doa.



Setelah sembahyang selesai para pemangku pura membagikan tirta amerta atau air suci kepada umat yang hadir. Sebagian air suci tersebut dipercikan ke tubuh dan sebagian lagi  diminum. Air suci tersebut dipercaya mampu menyucikan hati dan pikiran, serta membuat mereka siap melangsungkan ritual nyepi. Selain itu umat juga menempatkan bija atau biji padi utuh dibeberapa bagian tubuh.

















Setelah upacara selesai, umat yang membawa persembahan atau sesaji berjalan kearah meja panjang untuk mengambil kembali sesaji yang telah diberkati untuk mereka bawa pulang. Dalam pengambilan sesasji ini umat dibantu oleh petugas Jagabaya untuk mencari sesaji yang mereka bawa. 

Petugas Jagabaya membantu umat untuk mencari dan mengambil sesaji milik umat yang diletakan diatas meja panjang. 

Salah satu umat membawa kembali sesaji yang telah diberkati pada saat upacara Tawur Agung. 


Pada akhir acara gunungan yang tadi diarak dibawa ke tengah Pelataran Candi Prambanan agar umat yang hadir dapat mengambil buah maupun sayur yang ditaruh pada gunungan tersebut. Setelah gunungan diletakan di tanah umat yang hadir pun segera mengelilingi gunungan tersebut dan berebut mengambil hasil bumi yang ada.

Perebutan hasil bumi yang diikatkan di gunungan pada saat upacara Tawur Agung telah selesai.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode EDFAT dalam Fotografi

Tri Hari Suci

Prosesi Upacara Melasti 2018