Prosesi Upacara Melasti 2018



Melasti
 adalah upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu di Bali  Upacara Melasti digelar untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Upacara Melasti dilaksanakan di pinggir pantai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau, dan laut dianggap sebagai air kehidupan (tirta amerta). Selain melakukan persembahyangan, upacara Melasti juga adalah pembersihan dan penyucian benda sakral milik pura (pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya).Benda-benda tersebut diarak dan diusung mengelilingi desa. Hal ini dimaksudkan untuk menyucikan desa.

Umat yang membawa sesaji untuk diberkati ketika Upacara Melasti.


Perlengkapan Upacara Melasti di Pantai Parangkusumo meliputi banten, jempana, pratima dan tedung. Banten atau sesajian terdiri dari beragam buah- buahan seperti apel, jeruk, buah naga dan pisang, sayur mayur seperti sawi putih, kangkung, cabai dan kacang panjang, nasi tumpeng berwarna-warni, dan tak lupa dekorasi banten yang terbuat dari janur kuning dan bunga. Jempana adalah simbol stana Ida Bhatara-Bhatari yang juga digunakan untuk meletakkan pratima yang akan disucikan ketika upacara Melasti dimulai.
Jempana biasanya memiliki bentuk dan hiasan dari janur kuning yang berbeda-beda. Pratima adalah simbol yang digunakan sebagai alat untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa. Pratima hanya alat untuk memusatkan pikiran seseorang kepada Hyang Widhi, bukan untuk disembah. Pratima biasanya dapat berwujud arca atau benda lain yang disucikan.


Potret umat yang mengikuti upacara Melasti.

Sekitar pukul 12.45, sebuah pengumuman berbahasa Jawa krama memberitahukan bahwa acara akan segera dimulai. Dupa wangi pun mulai ditancapkan pada banten yang berjajar di sebuah meja panjang yang memunggungi laut. Pukul 13.00, gamelan mulai dimainkan dan lebih banyak umat Hindu memasuki area persembahyangan yang dibatasi tali berwarna kuning. Mereka memasuki area persembahyangan. 
Setelah iring-iringan pembawa jempana memasuki area sembahyang, pembawa acara membacakan rangkaian acara. Kemudian upacara Melasti resmi dibuka oleh Bupati Bantul Drs. H. Suharsono dengan kata sambutan dan pemukulan gong. Acara dilanjutkan dengan persembahan Tari Gambyong sebagai ungkapan selamat datang kepada para tamu VIP. Lima orang penari berkostum kemben hijau dan jarik batik dengan selendang kuning pun melenggak-lenggok dengan luwes. 


Ketika sembayang dimulai beberapa panitia bertugas untuk menjaga warga agar tidak berada didepan meja panjang.

Pengambilan Tirta Suci dari laut.

Setelah pembacaan Dharma Wacana dan persembahan Tari Condong, acara dilanjutkan dengan sembahyang bersama. Kemudian wasi upacara Melasti mengambil tirta suci dari segara dengan sebuah tempat berlapis kain kuning. Setelah para penari memercikkan tirta suci ke jajaran banten di meja panjang, mereka mulai membawa banten-banten itu menuju bibir pantai.Labuhan Melasti pun dimulai.



Banten-banten yang ada dilarung ke segara sebagai wujud rasa syukur kepada Dewa Baruna. Setelah melarung sesaji, umat membasuh dirinya dengan air laut. Setelah labuhan selesai, acara dilanjutkan dengan penyucian pratima dan pusaka-pusaka pura. Setelah dibersihkan, pratima dan pusaka-pusaka tersebut akan ditempatkan di puranya masing-masing.

Umat Hindu membasuh tubuh dengan air laut sebagai bentuk penyucian diri.




Salah satu warga yang mendapatkan ayam ketika proses pelarungan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode EDFAT dalam Fotografi

Tri Hari Suci